PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN
KETERBELAKANGAN

“PENDORONG KREATIVITAS”


Hasil gambar untuk logo gundar



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Disusun Oleh:

3PA11

Kelompok 5

Nama:
Lusy Mustika (13515891)
Nabila Winna (1B516941)
Siti Nur Almalia (16515622)
Siti Kamilah (16515611)

DEPOK

NOVEMBER 2017


  
BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Kreativitas  seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, walaupun dalam kenyataannya terlihat bahwa orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan cepat dan beragam.
Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dan sifat-sifat individu unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Kreativitas ini dapat terwujud dalam suasana kebersamaan dan terjadi bila relasi antar individu ditandai oleh hubungan-hubungan yang bermakna.
Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah, keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.Adapun motivasi pendorong kreativitas yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi internal berasal dari dalam diri sendiri, sedangkan motivasi eksternal berasal dari luar.



    B.     Tujuan dan Manfaat
1    .      Tujuan
a.       Untuk mengetahui motivasi internal  pendorong kreativitas
b.      Untuk mengetahui motivasi eksternal  pendorong kreativitas
2    .      Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui mengenai motivasi apa saja yang mendorong seseorang untuk berperilaku kreatif. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi serta informasi dalam ilmu Psikologi khusus nya pada mata kuliah ‘ Kreativitas dan Keterbakatan.
  
  

BAB II
PEMBAHASAN


    A.    Teori Rogers

    Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dar pribadi yang kreatif ialah:
    .       Keterbukaan terhadap pengalaman.
b .      Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c  .       Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri ini kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang ini berfungsi sepenuhya, menghasilkan karya-karya kreatif, ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi.

    B.     Teori Tentang Pendorong (Press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) maupun dorongan dari lingkungan ( motivasi eksternal ).
a.       Motivasi internal  untuk Kreativitas
   Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan- hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya ( Rogers, dalam Vernon, 1982 ) . Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal, ada dalam diri individu sendiri, namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

b.      Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
    Telah dikemukkan bagaimana kondisi internal menurut Rogers yang bersifat mengembangkan kreativitas. Bagaimana kondisi eksternal ( dari lingkungan ) yang memupuk kreativitas konstruktif ? kondisi lingkungan yang bagaimana menjadi pendorong bagi anak untuk meningkatkan kreativitasnya ? kreativitas memang tidak bisa dipaksakan, tetapi harus  dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya. Bagaimana kita dapat mengupayakan lingkungan yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak untuk mengembangkan kreativitasnya.  
   Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif
1.      Keamanan Psikologis
Ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan:
a)      Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
Jika orang tua atau guru memberikan kepercayaan kepada anak, bahwa ia pada dasarnya baik dan mampu, bagaimanapun tingkah laku atau prestasi anak saat ini maka ia akan mendorong pengembangan kreativitas anak tersebut. Efeknya ialah bahwa anak menghayati suasana keamanan.

b)      Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam).
Evaluasi selalu mengandung ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan. Bagi anak untuk berada dalam suasana dimana anda tidak dinilai , tidak diukur menurut patokan dari luar, dapat memberi rasa kebebasan.

c)      Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Mengenal dan ikut menghayati perasaan-perasaan anak-anak, pemikiran-pemikirannya, tindakan-tindakannya, dapat melihat dari sudut pandangan anak dan tetap menerimanya, betul-betul memberi rasa kebebasan.
Dari suasana ini real self dimungkinkan untuk timbul , untuk di ekspresikan dalam bentuk- bentuk baru dalam hubungannya dengan
2.      Kebebasan Psikologis
 Jika orang tua atau guru mengizinkan atau memberi kesempatan pada anak untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaannya ( misalnya dengan memukul ) tidak selalu dimungkinkan , karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya , tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.

  

BAB III
KESIMPULAN 

     A.    Kesimpulan

Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dan sifat-sifat individu unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Kreativitas ini dapat terwujud dalam suasana kebersamaan dan terjadi bila relasi antar individu ditandai oleh hubungan-hubungan yang bermakna. Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) maupun dorongan dari lingkungan ( motivasi eksternal ).



DAFTAR PUSTAKA
Munandar,Utami.2004.Pengembangan Kreativitas Anak.Jakarta:Rineka Cipta


Komentar

Postingan Populer