9. Psikologis dan Internet dalam Lingkup Transpersonal

    a. Dampak Sosial dari Interaksi Manusia dan Internet

          Internet adalah alat  untuk berbagi informasi. Internet juga merupakan cara bagi orang untuk berkomunikasi satu sama lain. Email, chat room, dan pesan instan membantu orang tetap berkomunikasi.  internet juga bisa dimanfaatkan untuk transaksi bisnis secara online.

Internet sangat luas sehingga untuk menemukan informasi apa yang kita butuhkan sangatlah mudah.

Mengenai dampak internet sebagai alat explorasi diri, para Psikolog memandang hal tersebut tergantung dari pribadi si penggunanya. Tentu internet akan bermanfaat jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan sebaliknya menjadi penyakit jika membuat kacau kehidupan orang tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika internet digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial entah karena keasikan ngebrowse atau karena internet dipakai sebagai pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda pada saat online dengan offline. Motivasi dibalik itu tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain. Permasalahan akan rumit jika alasannya adalah karena individu tersebut tidak puas/suka terhadap dirinya sendiri (mungkin karena rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), lantas menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain sekali dari dirinya yang asli. Seringkali ia lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena tampak ideal baginya. Padahal, menurut para Psikolog, hal ini tidak benar dan tidak sehat. Mengapa demikian?

karena menurut penelitian, orang yang sangat aktif di dunia maya akan membawa pengaruh buruk pada dunia sosial nya seperti menjadi Anti sosial karena terlalu sibuk dengan media sosialnya. kenyataan dan dunia maya nya berbeda. Dan itu bisa menjadi berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.



1. Dampak pada perkembangan fisik
Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi aktivitas gerak karena saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik.

2. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial.
Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat
Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.   

3. Dampak pada perkembangan inteligensi
Bahwa remaja yang menggunakan internet secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan “rasa kebingungan dalam identitas.” Selain itu internet juga berdampak pada penalaran kritis karena hampir semua informasi telah Tersedia sehingga para remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada satu hal.

4. Dampak pada perkembangan moral
Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia. Secara umum efek internet terhadap perkembangan moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui 4 faktor utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet    

    b. Global Brain dan Peran Internet

        Global Brain merupakan konseptualisasi dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh manusia di muka bumi ini secara bersama-sama dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang menghubungkan mereka untuk menjadi cerdas, sehingga brain atau otak itu menjadi sistem yang mengatur dirinya sendiri. Internet pun menjadi lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih menyeluruh, juga  semakin mengikat umat manusia bersama-sama ke dalam sistem pengolahan informasi tunggal yang berfungsi seperti sistem saraf untuk planet Bumi. Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau didistribusikan (tidak terpusat atau lokal dalam setiap individu tertentu, organisasi atau sistem komputer). Hal seperti ini bukan muncul dari jaringan dinamis interaksi antara komponen-komponennya tetapi merupakan properti khas dari sistem adaptif yang kompleks. (http://en.wikipedia.org/wiki/Global_brain , diakses pada 25 Januari 2014)
Mediasi
Mediasi merupakan suatu  upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi juga  disebutemergent mediation jika mediatornya merupakan anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider. Adapun pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak mediator ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mediasi , diakses pada 25 Januari 2014)
Model atau Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian,consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai mengenal manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.
Model atau Kondisi Collective Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang paling kontroversial; suatu sistem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi cetak biru bukan hanya mengenai fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam wujud manusia maupun leluhur pramanusia/binatang (ingat teori evolusi Darwin). Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego, taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif yang menyeleksi dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan taksadar kolektif sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah dilupakan/diabaikan., dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah. Mengabaikan taksadar dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan psikologis. Isi utama dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul ke kesadaran dalam wujud simbolisasi. (Alwisol:2004)
Setelah beberapa istilah telah dijelaskan sebelumnya, saya berpendapat bahwa peran internet sebagai mediasi memang dapat membuat terbentuknya model/kondisi consciousness ataupununconsciousness. Karena mediasi memiliki arti sebagai penengah yang menengahi permasalahan anatara kedua belah pihak, jadi jika dikaitkan dengan teori dari Jung yang menyatakan bahwa diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sehingga ego disini memiliki peran sebagai mediasi atau penengah dari struktur kepribadian id dan super ego. Id merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip kesenangan, sedangkan super ego merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip moralitas dan idealis. Ketika internet sudah sangat menjamur di jaman ini dan memang memiliki peran cukup berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai sumber informasi ataupun media untuk berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial, faktanya ketergantungan terhadap dunia internet membuat seseorang menjadi lupa diri. Seseorang cenderung mengutamakan kepuasan dirinya yaitu Id dibandingkan realita yang seharusnya dia dapat lebih bijak menggunakan super egonya. Karena itulah disini sangat dibutuhkan peran ego untuk menengahi segala permasalahan yang ada, yang ia hadapi dalam kebijakan menggunakan internet itu sendiri. Namun memang tak dapat dipungkiri bahwa dari sisi positif yang telah banyak memberikan informasi atau wawasan baru bagi penggunanya membuat pengguna memiliki lebih banyak informasi yang kemudian dari informasi yang ia dapatkan tersebut ia realisasikan pada kehidupan sehari-harinya sehingga terbentuklah pengalaman yang mendorong collective unconsciousnessorang tersebut.

Komentar

Postingan Populer