Artikel Menarik
Basmi Racun yang Menumpuk Dalam Usus Anda dengan Biji Pepaya
Tak banyak yang tahu bahwa biji pepaya yang biasa kita buang, ternyata punya segudang manfaat. Salah-satunya, untuk menyingkirkan racun-racun yang menumpuk di usus dan liver kita.
Penelitian menunjukkan, racun bisa menumpuk hingga seberat delapan kilogram dalam usus kita. Ekstrak biji pepaya bahkan mampu melindungi ginjal dari racun yang memicu problem gagal ginjal.
Biji pepaya juga mampu membunuh parasit dalam bersarang dalam pencernaan. Dokter Wahyu Triasmara, dalam Club Diet Sehat bersama dr. Wahyu Triasmara - DrW, menjelaskan, bijipepaya juga mengandung zat antikolesterol yang hebat.
Mengkonsumsi biji buah pepaya juga bermanfaat sebagai antioksidan dalam darah. Ini teruji dalam penelitian mengenai jus biji buah pepaya, secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL (lipoprotein densitas rendah), serta meningkatkan kadar HDL.
Ekstrak biji pepaya ini memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponi anthraquinones, dan anthocyanosides. Dengan adanya kandungan ekstrak tersebut, biji pepaya ini mempunyai efek hipolipidemia dan antioksidan dalam darah yang luar biasa.
Efek hipolipidemia ini, sangat berguna bagi terapi alternatif hiperlipidemia yang disebabkan adanya lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi.
Adapun, saponin yang ada dalam biji pepaya, bermanfaat untuk menurunkan aktifitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu.
“Melalui penghambatan reaksi oksidasi kolesterol LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan Fitokimia memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Sementara Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas," jelasnya.
Lalu, bagaimana cara untuk bisa mengkonsumsi biji pepaya yang menyehatkan itu? Ada dua cara. Pertama, biji pepaya itu diblender dan disajikan seperti kita membuat jus.
Kedua, dengan mengeringkannya, dan meblendernya, sebelum kemudian menyeduhnya seperti kita menyeduh kopi.
Untuk cara kedua, begini langkah yang harus dilakukan:
1. Cuci biji pepaya, lantas jemur 2-3 hari.
2. Setelah kering, blender/tumbuk biji pepaya tersebut hingga jadi serbuk.
3. Ambil satu sendok teh serbuk dan campur dengan satu gelas air hangat. Bisa dicampurkan dengan madu atau sedikit gula agar rasanya lebih nikmat. (Atau bisa dibuat Jus langsung campur daging buah pepaya dengan bijinya dan minum 1-2 gelas jus bijipepaya tersebut setiap hari).
"Buktikan dalam 14 hari pencernaan anda makin sehat tubuh makin bugar. Saya dan keluarga sudah mencobanya, orang tua saya yang sebelumnya kolesterol 270, dalam 10 hari menjadi 170. Pasien saya pun telah menerapkan metode ini. Aman dan alami" pungkas dokter Wahyu.
Sumber: http://jabar.tribunnews.com
Gangguan Mata akibat Keseringan Main "Gadget"
Salah satu gangguan mata yang paling umum dialami orang modern adalah mata kering dan terasa panas akibat penggunaan gadget yang terlalu sering. Maklum saja, gadget kini sudah menjadi barang wajib yang tak boleh lepas sedikit pun dari genggaman.
Terlalu lama menggunakan gadget juga akan membuat mata menjadi lelah, pandangan kabur, mata terasa tidak nyaman, merah, dan gangguan penglihatan lainnya. Menurut dr.Ikhasan Revino, spesialis mata dari klinik mata SMEC, gangguan pada mata juga bisa berpengaruh pada kondisi tubuh secara umum.
"Mata yang digunakan untuk melihat gadget seperti komputer, smartphone atau tablet dalam waktu lama dan tanpa istirahat dapat membuat mata lelah sehingga cepat mengantuk. Ini juga akan menyebabkan sakit kepala dan berpengaruh pula terhadap hormon-hormon yang mengatur kekebalan tubuh," kata Ikhsan di Jakarta (16/10/14).
Efek buruk penggunana gadget yang terlalu sering ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak, terlebih gadget kini sudah menjadi "mainan" anak. "Jika tidak dites, mata yang kita anggap normal ternyata sudah rusak," katanya.
Ditambahkan oleh dr. D.A.N Canara Sari, Sp.M, memakai gadget dalam waktu lama dan jarak dekat bisa berpengaruh terhadap fokus pada jarak dekat dan menyebabkan mata minus. "Biasanya orang tua telat mengajak anaknya ke dokter setelah ada masalah di mata mereka," ujarnya.
Ia menambahkan, kebanyakan pasien anak-anak yang ditanganinya mengalami miopia atau rabun jauh. Gejala yang perlu diwaspadai orangtua adalah anak terlihat suka mengedipkan mata terus-menerus, jadi sering duduk terlalu dekat saat menonton televisi, membaca buku terlalu dekat, dan lain sebagainya. (Eva Erviana)
sumber:health.kompas.com
Salah satu gangguan mata yang paling umum dialami orang modern adalah mata kering dan terasa panas akibat penggunaan gadget yang terlalu sering. Maklum saja, gadget kini sudah menjadi barang wajib yang tak boleh lepas sedikit pun dari genggaman.
Terlalu lama menggunakan gadget juga akan membuat mata menjadi lelah, pandangan kabur, mata terasa tidak nyaman, merah, dan gangguan penglihatan lainnya. Menurut dr.Ikhasan Revino, spesialis mata dari klinik mata SMEC, gangguan pada mata juga bisa berpengaruh pada kondisi tubuh secara umum.
"Mata yang digunakan untuk melihat gadget seperti komputer, smartphone atau tablet dalam waktu lama dan tanpa istirahat dapat membuat mata lelah sehingga cepat mengantuk. Ini juga akan menyebabkan sakit kepala dan berpengaruh pula terhadap hormon-hormon yang mengatur kekebalan tubuh," kata Ikhsan di Jakarta (16/10/14).
Efek buruk penggunana gadget yang terlalu sering ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak, terlebih gadget kini sudah menjadi "mainan" anak. "Jika tidak dites, mata yang kita anggap normal ternyata sudah rusak," katanya.
Ditambahkan oleh dr. D.A.N Canara Sari, Sp.M, memakai gadget dalam waktu lama dan jarak dekat bisa berpengaruh terhadap fokus pada jarak dekat dan menyebabkan mata minus. "Biasanya orang tua telat mengajak anaknya ke dokter setelah ada masalah di mata mereka," ujarnya.
Ia menambahkan, kebanyakan pasien anak-anak yang ditanganinya mengalami miopia atau rabun jauh. Gejala yang perlu diwaspadai orangtua adalah anak terlihat suka mengedipkan mata terus-menerus, jadi sering duduk terlalu dekat saat menonton televisi, membaca buku terlalu dekat, dan lain sebagainya. (Eva Erviana)
sumber:health.kompas.com
Komentar
Posting Komentar